Mengolok-olok para pemimpin politik kita telah menjadi semacam hiburan nasional bagi banyak orang di masyarakat saat ini. Belum lagi merengek, mengeluh, menyerang, meremehkan mereka. Beberapa, mungkin banyak yang akan membantah… semuanya dengan alasan yang bagus.

Lantas, apakah adil dan wajar kita mengkritik pemimpin seperti itu? Bagi yang hidup di negara demokrasi, cukup mudah melakukannya secara terbuka. Bagi orang lain yang hidup di bawah sistem politik yang berbeda, perilakunya bisa lebih terselubung, tetapi tetap saja, menggerutu di dalam hati daripada dengan mulut memiliki efek yang sama pada Anda. Itu menggerogoti Anda seperti kanker.

Kembali ke abad ke-1 M, orang Kristen melakukannya dengan keras. Dan ke dalam realitas itu, konteks itu, datanglah Firman dari Allah ini

Titus 3:1,2 Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

Tidak ada satu pemerintahan pun di dunia ini, yang akan selalu memberlakukan undang-undang yang baik dan saleh; yang akan selalu memperlakukan orang secara terhormat dan adil. Mengingat kasih Allah yang luar biasa dan kesempurnaan yang sempurna, setiap pemerintahan sejak permulaan waktu, tidak sempurna. Jadi mengingat kenyataan itu, mari kita baca lagi perikop ini dan meresapinya:

Ingatkan rakyat Anda bahwa mereka harus selalu berada di bawah otoritas penguasa dan pemimpin pemerintahan. Mereka harus mematuhi para pemimpin ini dan siap untuk berbuat baik. Beri tahu mereka untuk tidak berbicara jahat tentang siapa pun tetapi hidup dalam damai dengan orang lain. Mereka harus lembut dan sopan kepada semua orang.

Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu… hari ini.