Cara Bela Hak yang Benar
We're glad you like it!
Enjoying the content? You can save this to your favorites by logging in to your account.
Yohanes 8:7,9 Ketika mereka terus menanyai dia, dia menegakkan tubuh dan berkata kepada mereka, "Biarlah siapa di antara kamu yang tidak berdosa menjadi yang pertama melempari dia dengan batu." … Ketika mereka mendengarnya, mereka pergi, satu demi satu, dimulai dengan para penatua; dan Yesus ditinggalkan sendirian dengan wanita itu berdiri di hadapannya. (NRSV)
Tanpa ragu, orang-orang Kristen dewasa ini menderita lebih banyak penganiayaan daripada sebelumnya. Bagi sebagian orang, itu masih berarti ditembak atau dipenggal. Bagi yang lain, pemerintah membatasi kebebasan beragama atau “kebenaran politik” mencoba membungkam Firman Tuhan.
Jadi, seperti yang kita lihat kemarin, banyak pemimpin Kristen menyiapkan kawanan untuk membela hak-hak kita. Semua ini, sementara kita mengaku menyembah Juruselamat yang dihina, ditolak keadilan, dan dibawa seperti anak domba ke pembantaiannya, untuk mati di salib berdarah itu agar kita bisa hidup.
Yesus, tampaknya, tidak begitu banyak membela hak-hak-Nya sendiri, dan bagi Anda dan saya, itu juga sama. Tapi Dia membela hak-hak orang lain, waktu besar – penderita kusta, pemungut cukai, pelacur atau memang wanita yang tertangkap dalam perzinahan.
Anda mungkin ingat kisahnya. Orang-orang Farisi menyeretnya ke depan Yesus untuk menguji Dia. Hukum Musa mengatakan bahwa dia harus dirajam sampai mati. Penjajah Romawi melarangnya. Jadi, mereka pikir mereka memiliki Yesus di tempat yang mustahil. Tetapi …
Yohanes 8:7,9 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Pikirkan tentang itu. Yesus menempatkan diri-Nya secara fisik di antara massa yang marah yang dicambuk oleh para pemimpin agama yang korup dan wanita itu, untuk membela hak-haknya.
Sobat, jika kita akan membela siapa pun, maka mari kita membela hak orang lain – untuk yang tertindas, untuk orang berdosa, untuk mereka yang tidak mampu membela diri, sama seperti Yesus membela orang-orang seperti Anda dan saya .