Di era ketika opini sosial, politik, dan agama menjadi semakin terpolarisasi, ketika retorika menjadi semakin memanas, ketika jurang pemisah dalam masyarakat semakin melebar, tampaknya kita menjadi semakin terfokus pada kesalahan orang lain. 

Memang benar, bukan? Terutama jika Anda berpartisipasi dalam media sosial. Mencari-cari kesalahan tidak pernah semudah sekarang ini. Suku-suku terbentuk berdasarkan ide, berdasarkan pandangan dunia, berdasarkan agama, dan kita merasa harus membela suku kita dengan mengalahkan musuh. Tapi benarkah seperti itu inti dari kehidupan? Benarkah? 

Filsuf Yunani, Aristoteles, pernah mengatakan hal ini: “Saya menganggap orang yang mengalahkan keinginannya sendiri lebih berani daripada orang yang menaklukkan musuh-musuhnya, karena kemenangan yang paling sulit adalah mengalahkan diri sendiri.”

Bukankah itu kebenarannya. Menjinakkan keinginan Anda sendiri – hei, bahkan menjinakkan lidah Anda – bisa jadi terlihat mustahil pada hari-hari tertentu. Namun untungnya, kita tidak sendirian dalam mengatasi keinginan kita sendiri. Karena bagi siapa pun yang telah menetapkan hati dan jiwa mereka sepenuhnya untuk mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh, ada kekuatan, kekuatan yang berlimpah, kekuatan yang instan… kekuatan yang lebih besar daripada yang kita perlukan, untuk mengatasi apa yang ada di dalam diri kita yang kita tahu salah.

1 Korintus 10:13Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Anda dan saya, kita tidak bisa mengubah semua orang di luar sana, tidak peduli seberapa keras kita berdebat. Namun kita dapat berkaca, dengan jujur, dan mengubah diri kita sendiri. Sebuah pengejaran di mana Anda tidak sendirian, karena Tuhan bersama Anda. 

Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu… hari ini.