Di banyak bagian dunia, pernikahan menjadi semakin tidak modis. Orang-orang hanya hidup bersama, putus, pindah, menemukan pasangan lain … dan itulah hidup. Begitulah adanya.

Dalam konteks itu, pandangan Kristen tentang pernikahan mulai terlihat agak basi. Memang, seluruh gagasan bahwa seseorang harus tetap selibat sampai hari pernikahan mereka, bahkan di banyak bagian gereja, merupakan gagasan yang sepenuhnya ketinggalan zaman.

Ibrani 13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah

Oh ayolah! Betulkah? Adakah yang masih bisa berpikir seperti itu?! Saya membaca artikel menarik baru-baru ini. Ini, sebagian, apa yang dikatakan:

Saat mempelajari penulis dunia kuno, sejarawan dan ateis Tom Holland, menyadari sesuatu. Sederhananya, orang dahulu kejam dan nilai-nilai mereka sama sekali asing baginya. Spartan secara rutin membunuh anak-anak yang “tidak sempurna”. Tubuh budak diperlakukan seperti outlet untuk kesenangan fisik mereka yang berkuasa. Pembunuhan bayi adalah hal biasa. Yang miskin dan yang lemah tidak punya hak.

Bagaimana kita bisa dari sana ke sini? Itu adalah Kekristenan, tulis Holland. Kekristenan merevolusi seks dan pernikahan, menuntut agar laki-laki mengendalikan diri mereka sendiri dan melarang segala bentuk pemerkosaan. Kekristenan membatasi seksualitas dalam monogami. Sungguh ironis, kata Holland, bahwa sekarang standar-standar inilah yang dicemooh oleh Kekristenan. Kekristenan mengangkat wanita. Singkatnya, Kekristenan benar-benar mengubah dunia.

Saat masyarakat meluncur menuruni lereng amoralitas, jangan salah, ada biaya yang mengerikan. Keluarga yang retak, anak-anak yatim piatu, kehidupan hancur. Dan akan ada perhitungan.

Pernikahan harus dihormati oleh semua orang.

Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu … hari ini.