Perangkap “Pemikiran Kelompok”
We're glad you like it!
Enjoying the content? You can save this to your favorites by logging in to your account.
1 Raja-raja 22:7,8 Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?" Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."
Salah satu cara untuk menjaga keharmonisan, adalah dengan memberi tahu orang-orang apa yang menurut kita ingin mereka dengar. Masalahnya, apa yang ingin mereka dengar, tidak selalu benar. Apa yang ingin mereka dengar, tidak selalu yang terbaik bagi mereka.
Dan keinginan untuk memberi tahu orang-orang apa yang ingin mereka dengar, adalah sesuatu yang mengarah pada apa yang saya sebut “pemikiran kelompok”. Orang-orang berkumpul dalam kerumunan kecil yang saling mengagumi, merasa hangat dan tidak jelas tentang diri mereka sendiri, dan akhirnya menuju ke arah yang salah.
Ada suatu masa ketika sepasang Raja, Ahab dan Yosafat, harus memutuskan apakah akan berperang melawan orang Aram atau tidak. Tetapi Yosafat berpikir lebih baik terlebih dahulu, untuk mencari nasihat Tuhan.
Cara mereka melakukannya saat itu, adalah dengan bertanya kepada para nabi. Ada sekitar empat ratus dari mereka, dan mereka semua berkata ya, ya, pergi berperang.
1 Raja-raja 22:7,8Tetapi Yosafat bertanya: “Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?” Jawab raja Israel kepada Yosafat: “Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.” Kata Yosafat: “Janganlah raja berkata demikian.”
Yosafat benar. Seandainya Ahab mendengarkan Mikha hari itu, dia tidak akan mati dalam pertempuran. Seorang teman saya, Peter Sewell, mengatakan seperti ini:
Sayangnya, kelompok yang memupuk konformitas, kehilangan keefektifannya. Pengambilan keputusan menderita karena perilaku sosial kelompok menghalangi evaluasi ide yang tepat.
Sebut saja pemikiran kelompok, bias konformitas, kegagalan untuk mendengarkan, dan menerima pendapat yang berbeda, dapat membawa kita ke dalam masalah serius. Milikilah keberanian untuk mendengarkan orang-orang yang akan memberi tahu Anda hal-hal yang tidak ingin Anda dengar.
Itu adalah Firman Tuhan. Fresh … untukmu … hari ini.