Jumat Agung. Hari ketika kita mengingat bahwa di kayu Salib itu, Yesus mati, Dia menumpahkan darah-Nya, sehingga harga yang dituntut oleh keadilan Allah atas dosa kita, Anda dan saya, akan dibayar lunas. Itu membuat ini, Jumat Agung.

Gagasan tentang pengorbanan darah, bagi kita di sini di abad ke-21, tampaknya mengerikan. Ini menggelegar secara budaya. Tetapi di zaman kuno, itu adalah praktik umum di semua agama, termasuk Yudaisme.

Darah, dalam Kitab Suci, adalah simbol kehidupan. Dan anggur sering digunakan untuk melambangkan darah. Itu juga dianggap sebagai kerajaan yang juga melambangkan kebebasan. Itu sebabnya empat cangkir anggur, masih hari ini, secara tradisional diminum oleh orang Yahudi selama perjamuan Paskah.

Dan pada Jumat Agung ini, saat kita mengingat pertumpahan darah Yesus, inilah firman-Nya, selama perjamuan Paskah terakhir-Nya:

1 Korintus 11:23-26 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Janji-Nya kepada Anda, perjanjian-Nya yang tidak dapat dilanggar, adalah bahwa jika Anda menaruh semua kepercayaan Anda pada apa yang Dia lakukan bagi Anda di kayu Salib itu, Anda diampuni. Anda memiliki karunia hidup yang kekal. Sobat, darah-Nya tercurah untukmu. Dia mati untuk Anda, untuk membayar dosa Anda, sehingga Anda bisa bebas.

Itu Jumat Agung. Benar-benar Jumat yang sangat baik.

Dan Demikian Firman Tuhan. Fresh … untukmu … hari ini.