Hanya sedikit orang yang menyadari beban yang sangat signifikan yang dipikul oleh para pemimpin. Mantel kepemimpinan itu adalah salah satu yang bisa membebani beberapa hari. Keputusan besar perlu dibuat. Terkadang … keputusan hidup dan mati.

Kita melanjutkan hari ini dengan kisah Musa, saat Dia bergumul dengan apa yang tampaknya merupakan kesempatan yang tidak dapat diatasi yang diberikan Tuhan kepadanya, untuk memimpin Israel melewati padang gurun dan masuk ke Tanah Perjanjian.

Orang-orang ini, mereka menggerutu, mereka mengeluh, mereka bahkan sangat memberontak melawan Tuhan sehingga Musa dalam kemarahannya yang benar, menghancurkan dua loh batu dengan Sepuluh Perintah, dan harus kembali mendaki gunung menghadap Tuhan untuk kedua kalinya.

Musa mendapati dirinya berada di antara batu karang dan tempat yang keras. Jadi, apa yang dia doakan di hadapan Tuhan?

Keluaran 33:13-16 Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu.” Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?”

Hasil dari doa Musa? Tuhan, jika kau tidak ikut denganku, aku tidak akan pergi! Itu adalah doa yang disukai Tuhan. Itu adalah doa yang dikabulkan Tuhan.

#NoteToSelf: Ketika Tuhan menetapkan kesempatan yang tidak dapat diatasi di hadapan Anda, jangan pernah melakukannya sendirian.

Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu… hari ini.