Kebijaksanaan Kuno (6)
We're glad you like it!
Enjoying the content? You can save this to your favorites by logging in to your account.
Titus 2:9,10 Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Ada saat-saat dalam hidup kita ketika keadaan kita jauh dari ideal; ketika segala sesuatu tampaknya melawan kita. Dan pada saat itulah Tuhan bermaksud agar kita hidup dalam kemenangan, bukan dalam kekalahan.
Kemenangan di tengah keadaan sulit– yah, kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Karena ketika kita menghadapi kesulitan, apa arti kata “kemenangan” bagi kita, adalah bahwa kita mengatasinya, bahwa kita menang dan dalam kemenangan keadaan yang mengerikan itu hilang karena telah dikalahkan.
Tetapi ketika kita berada di padang belantara seperti itu, daripada langsung memindahkan kita keluar darinya, Tuhan lebih sering memilih untuk menunjukkan kepada kita jalan melewatinya. Karena Dia ingin kita belajar apa artinya hidup dalam kemenangan di padang gurun. Di situlah karakter ditempa.
Seperti halnya budak, pada abad ke-1 Masehi ketika Kitab Suci khusus ini ditulis:
Titus 2:9,10 Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Di tempat itu, hidup dalam kemenangan berarti berbuat baik; itu berarti para budak menunjukkan melalui pelayanan, melalui dedikasi, melalui kepatuhan, melalui kejujuran bahwa mereka dapat dipercaya. Itu berarti memancarkan terang Kristus ke dalam kehidupan sesama budak dan tuan mereka. Itu berarti menunjukkan bahwa Tuhan itu baik.
Dan persis seperti itulah kemenangan itu, di alam liarmu dan di alamku.
Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu… hari ini.