Ketika emosi kita berkecamuk – kemarahan, ketakutan, rasa tidak mampu, apa pun itu – hal ini merampas damai sejahtera Allah. Dan dengan tidak adanya damai sejahtera, kita menemukan hidup kita berada dalam peperangan. 

Jadi, mana yang Anda pilih, perdamaian atau pertempuran terus-menerus? Ini cukup mudah, bukan? Kita semua mendambakan perdamaian; tidak adanya permusuhan dalam hidup kita.

Dan ketika Anda membaca Alkitab, Anda akan menemukan bahwa damai sejahtera adalah hal yang sangat penting bagi Allah. Itu adalah berkat-Nya bagi umat-Nya ketika mereka menghormati Dia di sepanjang Perjanjian Lama. 

Itulah yang dijanjikan Yesus kepada murid-murid-Nya di tengah hari-hari berbahaya menjelang penyaliban-Nya. Dan damai sejahtera adalah janji Allah di sepanjang Perjanjian Baru bagi mereka yang percaya kepada Yesus. Tetapi apa yang kita pilih untuk dilakukan dengan damai sejahtera-Nya, adalah hal yang berbeda. 

Kolose 3:15Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Sekarang, mari kita renungkan hal itu. Kita dapat memilih untuk mengizinkan damai sejahtera Kristus mengendalikan pemikiran kita, atau tidak. Ketika kita memilih “tidak” – dan kita semua telah membuat pilihan itu – itu tidak pernah berakhir dengan baik, bukan? Ketika kita bersikap agresif, kita membuat pilihan-pilihan yang buruk yang pada akhirnya memiliki konsekuensi yang mengerikan. Hidup yang penuh dengan pertarungan dan pertempuran itu melelahkan, menyakitkan, dan pada akhirnya, semua itu bukanlah hal yang kita inginkan. 

Tetapi ketika kita mengizinkan damai sejahtera Kristus untuk memandu pemikiran kita… hal itu akan membawa kedamaian bagi kita. Dan ketika Anda memikirkannya, damai sejahtera dan menjalani hidup dalam kemenangan, berjalan seiring. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.

Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu… hari ini.