Semakin banyak media sosial menguasai dunia kita, semakin mudah bagi setiap orang untuk bersuara, menyatakan pendapat, meneriakkannya ke wajah dan kehidupan orang lain. Ini menjadi sangat jelek di luar sana.

Bahkan hanya satu dekade yang lalu, tidak ada yang benar-benar menguasai kesadaran sosial kita. Untuk didengar, Anda harus dipublikasikan di surat kabar, didengar di radio, dilihat di televisi.

Namun saat ini, siapa pun yang memiliki ponsel dan akun Instagram dapat menjadi “influencer”. Apa yang muncul adalah hiruk-pikuk opini melengking yang dimaksudkan untuk lulus sebagai fakta, tetapi, lebih sering daripada tidak, hanya ledakan emosional dari wadah kosong.

Jadi bagaimana Anda berbicara di tengah semua itu? Bagaimana Anda didengar?

Ketika saya pertama kali mulai bekerja di radio, saya membuat kesalahan dengan mencoba mengatakan terlalu banyak, dalam enam puluh atau sembilan puluh detik saya telah dialokasikan. Itu berarti saya harus berbicara dengan cepat. Ini tentu saja berarti bahwa tidak ada ruang untuk jeda.

Sampai seorang direktur program tua yang bijaksana menangkap saya dan menasihati saya untuk memperlambat, berhenti. Anda akan mendapatkan perhatian orang dengan cara itu, katanya. Dan itu benar. Jeda … menarik perhatian Anda. Mengapa? Karena itu menonjol kontras dengan semua kebisingan. Dan itu sama dengan kekudusan.

Kolose 3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Menjadi kudus, berarti terpisah, menonjol. Rahmat yang Anda tunjukkan, kebaikan Anda, kerendahan hati Anda, kelembutan dan kesabaran Anda, semuanya sangat kontras dengan semua pendapat yang mementingkan diri sendiri, di dunia yang hiruk pikuk ini. Mereka seperti jeda … di tengah semua kebisingan. Jadilah suci.

Demikian Firman Tuhan, Fresh… untukmu… hari ini.